Tuesday 6 May 2014

Revolusi Hijau di Indonesia


1.        Pengertian Revolusi Hijau
Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu perubahan  cara bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Definisi lain menyebutkan revolusi hijau adalah revolusi produksi biji-bijian dari penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari varietas gandum, padi, jagung yang membawa dampak tingginya hasil panen. Tujuan revolusi hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan eksperimen bibit unggul serta mengubah petani-petani gaya lama (peasant) menjadi petani-petani gaya baru (farmers), memodernisasikan pertanian gaya lama guna memenuhi industrialisasi ekonomi nasional. Revolusi hijau ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan para petani pada cuaca dan alam karena peningkatan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam peningkatan produksi bahan makanan.

2.     Latar Belakang Munculnya Revolusi Hijau
Adapun latar belakang munculnya revolusi hijau adalah sebagai berikut.
  1. Hancurnya lahan pertanian akibat PD I dan PD II.
  2. Pertambahan penduduk meningkat sehingga kebutuhan pangan juga meningkat.
  3. Adanya lahan tidur.
  4. Upaya peningkatan produksi pangan.
Gagasan tentang revolusi hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus (1766 – 1834) yang berpendapat bahwa “Kemiskinan dan kemelaratan adalah masalah yang dihadapi manusia yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pertumbuhan penduduk dengan peningkatan produksi pertanian. Pertumbuhan penduduk sangat cepat dihitung dengan deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, dst.) sedangkan peningkatan produksi pertanian dihitung dengan deret hitung (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, dst.)”. Pengaruh tulisan Robert Malthus tersebut, yaitu:
  1. gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah kelahiran;
  2. gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.
3.        Perkembangan Revolusi Hijau

Revolusi hijau dimulai sejak berakhirnya PD I yang berakibat hancurnya lahan pertanian. Penelitian disponsori oleh Ford and Rockefeller Foundation di Meksiko, Filipina, India, dan Pakistan. IMWIC (International Maize and Wheat Improvement Centre) merupakan pusat penelitian di Meksiko. Sedangkan di Filipina, IRRI (International Rice Research Institute) berhasil mengembangkan bibit padi baru yang produktif yang disebut padi ajaib atau padi IR-8.
Pada tahun 1970 dibentuk CGIAR (Consultative Group for International Agriculture Research) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada berbagai pusat penelitian international. Pada tahun 1970 juga, Norman Borlang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia 133 mendapatkan hadiah nobel karena gagasannya mencetuskan revolusi hijau dengan mencari jenis tanaman biji-bijian yang bentuknya cocok untuk mengubah energi surya menjadi karbohidrat pada tanah yang diolah menjadi subur dengan tanaman yang tahan terhadap hama penyakit.
Upaya meningkatkan produktivitas pertanian antara lain dengan cara sebagai berikut.
  1. Pembukaan areal pertanian dengan pengolahan tanah.
  2. Mekanisme pertanian dengan penggunaan alat-alat pertanian modern seperti bajak dan mesin penggiling.
  3. Penggunaan pupuk-pupuk baru.
  4. Penggunaan metode yang tepat untuk memberantas hama, misalnya dengan alat penyemprot hama, penggunaan pestisida, herbisida, dan fungisida.
Adapun secara umum tahapan dari proses revolusi hijau adalah sebagai berikut :
a.       Tahap I adalah tahap penyebaran bibit tanaman pangan, seperti gandum, padi, jagung, dan kentang di seluruh dunia dan dilaksanakan pada tahun 1500-1800.
b.      Tahap II, pada tahapan ini revolusi hijau diperankan Amerika. Negara ini melakukan penanaman panagan dengan metode ilmiah yaitu penggunaan pupuk, irigasi, pemberantasan hama dan penyakit tanaman.
c.       Tahap III, pada tahap ini sudah dilakukan penelitian terhadap bibit tanaman pangan. Penelitian yang dilakukan adalah penyilanagan bibit secara genetika untuk mendapatkan varietas tanaman pangan yang berumur pendek dan dapat dipanen 3 kali dalam 1 tahun.
d.      Tahap IV, adalah modernisasi pengelolaan lahan pertanian. Penggunaan bibit unggulan dan menggunakan mesin-mesin pertanian seperti traktor dan alat pengupas bijih padi.
Revolusi  Hijau di Indonesia di mulai sejak berlakunya UU Agraria pada tahun 1870 yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial  Belanda, sehingga di Indonesia dapat dikembangkan berbagai jenis tanaman. Dalam perkembangan kemudian , pada masa Orde Baru, program Revolusi  Hijau digunakan  sebagai  salah satu cara untuk meningkatkan produksi  pangan di Indonesia, terutama produksi beras. Revolusi Hijau ini dilaksanakan sebagai secara sistematis, terprogram,  dan terus –menerus sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan Indonesia mampu meningkatkan swasembada pangan yaitu penghasil beras sehingga Presiden Soeharto mendapat penghargaan Nobel.
Usaha yang dilakukan pemerintah Orde Baru untuk meningkatkan swasembada pangan nasional yaitu,
a.       Program  Bimbingan Massal (Bimas) untuk meningkatkan produksi beras.
b.      Program Intensifikasi Massal (Inmas) yang merupakan kelanjutan Bimas.
c.       Program Intensifikasi Khusus (Insus) yang merupakan upaya peningkatan produksi per unit.
d.      Program Supra Intensifikasi Khusus (Supra Insus) yang dapat meningkatkan swasembada beras.

Alasan lain pemerintah Indonesia pada masa orde baru melaksanakan revolusi hijau adalah sebagai berikut :
a.       Meningkatnya kebutuhan pangan masyarakat Indonesia yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk.
b.      Semakin sempitnya lahan pertanian akibat pembangunan di sektor lain.
c.       Banyak ditemukan lahan rusak akibat perang.
d.      Banyak ditemukan lahan tidur
e.       Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia yang mendorong ilmuwan untuk melakukan eksperimen maupun penelitian.
Perkembangan Revolusi Hijau juga berpengaruh terhadap Indonesia. Upaya peningkatan produktivitas pertanian Indonesia dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
1.      Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan menerapkan formula pancausaha tani (pengolahan tanah, pemilihan bibit unggul, pemupukan, irigasi, dan pemberantasan hama.
2.      Ekstensifikasi Pertanian
Ekstensifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan memperluas lahan pertanian, biasanya di luar Pulau Jawa.
3.      Diversifikasi Pertanian
Diversifikasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara penganekaragaman tanaman, misal dengan sistem tumpang sari (di antara lahan sawah ditanami kacang panjang, jagung, dan sebagainya.
4.      Rehabilitasi pertanian
Rehabilitasi pertanian yaitu upaya peningkatan produksi pertanian dengan cara pemulihan kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.Faktor-faktor penyebab timbulnya lahan kritis adalah sebagai berikut :
1)     Penanaman yang terus menerus.
2)     Penggunaan pupuk kimia (pestisida, herbisida).
3)     Erosi karena penebangan liar.
4)     Irigasi yang tidak teratur.
Upaya untuk memperbaiki lahan pertanian antara lain dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
1)     Reboisasi untuk kawasan hutan/nonhutan.
2)     Melakukan tebang pilih.
3)     Pembibitan kembali.
4)     Penanaman sejuta pohon.
5)     Penanaman tanah lembah/pegunungan dengan terasering/sengkedan.
6)     Seleksi tanaman (tanaman pelindung/tua).
Revolusi Hijau di Indonesia diformulasikan dalam konsep Pancausaha Tani dan Saptausaha Tani.
Pancausaha Tani mamiliki langkah-langkah yaitu:
a.       Pemilihan dan penggunaan bibit unggul atau varietas unggul
b.      Pemupukan yang teratur.
c.       Pengairan yang cukup.
d.      Pemberantasan hama secara intensif
e.       Teknik penanaman yang lebih teratur
Sedangkan Saptasauna Tani memiliki langkah-langkah serupa Pancausaha Tani ditambah pengolahan dan penjualan pascapanen.
Sejak tahun 1950 Indonesia masuk menjadi anggota FAO (Food and Agricultur Organization). FAO telah banyak memberi bantuan untuk pengembangan pertanian. Keberhasilan Indonesia dalam swasembada pangan dibuktikan dengan adanya penghargan dari FAO pada tahun 1988. Hal ini berarti Indonesia telah dapat mengatasi masalah pangan.
Sesuai tahapan yang ada dalam pelita, sektor industri juga mengalami penargetan dan pencapaian sasaran, seperti berikut ini.
a. Pelita I (1 April 1969–31 Maret 1974) sektor pertanian dan industri dititik-beratkan pada industri yang mendukung sektor pertanian.
b. Pelita II (1 April 1974–31 Maret 1979) sektor pertanian dan industri dititik-beratkan pada industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
c. Pelita III (1 April 1979–31 Maret 1984) sektor pertanian dan industri dititikberatkan pada pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.
d. Pelita IV (1 April 1984–31 Maret 1989) sektor pertanian dan industri dititikberatkan pada industri yang menghasilkan mesin-mesin industri baik untuk industri berat maupun ringan.
e. Pelita V (1 April 1989–31 Maret 1994) sektor pertanian dan industri diprogramkan untuk dapat menghasilkan barang ekspor industri yang menyerap banyak tenaga kerja, industri yang mampu mengolah hasil pertanian dan swasembada pangan dan industri yang dapat menghasilkan barang-barang industri.
f. Pelita VI (1 April 1994–31 Maret 1998) sektor pertanian dan industri dititik-beratkan pada pembangunan industri nasional yang mengarah pada penguatan dan pendalaman struktur industri didukung kemampuan teknologi yang makin meningkat.
Revolusi Hijau di Indonesia memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan bagi masyarakat Indonesia yaitu,
a.      Keuntungan:
1)      Masalah pangan nasional teratasi.
2)      Mengenal aneka jenis  tanaman.
3)      Ditemukan bibit unggul.
4)      Kesejahteraan petani makin baik.
5)      Pendapatan petani meningkat.
  1. Kelemahan:
1)      Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pengunaan pupuk buatan dan pestisida hijau secara berlebihan.
2)      Berkurangnya keanekaragaman genetika jenis tanaman tertentu.
3)      Kemampuan daya produksi tanah makin turun.
4)      Timbul urbanisasi.
5)      Pencemaran tanah.
Adapun usaha yang dilakukan pemerintah Orde Baru untuk membatasi kelemahan di atas adalah dengan cara,
1)      Membasmi serangga dan hama tanaman secara biologi.
2)      Menggunakan pupuk buatan, yaitu pupuk kandang dan pupuk hijau.
3)      Menerapkan sistem rotasi tanam, yaitu menanam tanaman secara bergantian.


Berlangganan artikel via email :

Delivered by Rifki's Blog

Share On:

Related Post:

1 comment:

terima kasih telah memberi komentar

 
 
©2014 All Right Reserved - Rifki's Blog
Design by Rifki's Blog | Powered By Blogger.com