Saturday 15 March 2014

Bayi Tabung



Kurang lebih 10%-15% dari pasangan usia subur mengalami masalah infertilitas ini, dimana penyebabnya bisa dari pihak laki-laki, wanita atau dari kedua-duanya, ataupun dari sebab yang tidak diketahui (unexplained). Dari beberapa penelusuran, ada beberapa alasan mengapa banyak pasangan yang memilih program bayi tabung, yaitu :

a.    Masalah saluran telur. Saluran telur tidak berfungsi dengan baik, atau tidak memungkinkan terjadinya pertemuan antara sel telur dengan sperma, sehingga pembuahan tidak terjadi. Walaupun pembuahan bisa terjadi, kemungkinan embrio tidak masuk ke rongga rahim, sehingga terjadi kehamilan di luar kandungan.
b.    Masalah sperma.
 -    Jumlah sperma sangat sedikit (<10 juta/cc).
 -    Sebagian besar sperma tidak bergerak (30%)
 -    Gerakan sperma sangat lambat (Astenozoospermia).
 -    Sperma tidak keluar bersama air mani (Azoospermia).
c. Endometriosis berat. 
Kondisi dimana kelenjar dinding rahim tumbuh abnormal. Pada endometriosis berat, kecil kemungkinan bisa terjadi kehamilan alami.

d.   Unexplained infertility (ketidaksuburan yang tak diketahui penyebabnya).
Pembuahan normal sebenarnya bisa dilakukan, tapi tidak kunjung berhasil karena tidak bisa diketahui apakah sperma dapat bertemu dengan sel telur, atau sperma dapat menembus sel telur untuk melakukan pembuahan.
e.         Antibodi Antisperma
Adanya antibodi terhadap sperma suami pada istri, atau adanya antibodi pada sperma itu sendiri (sperma seperti memakai “helm”, sehingga tidak bisa menembus sel telur),  sehingga menghambat terjadinya pembuahan.
 Proses bayi tabung merupakan bayi dari hasil pembuahan di tabung. Tetapi bayi tabung itu sebenarnya adalah proses pembuahan sel telur dan sperma diluar tubuh wanita. Program bayi tabung dilakukan dengan 2 metode yaitu :
-          In Vitro Fertilisasi (IVF)  merupakan  suatu teknik reproduksi berbantu atau tehnik rekayasa reproduksi dengan mempertemukan sel telur (oosit) matang dari istri dengan spermatozoa dari suami di luar tubuh manusia agar terjadi fertilisasi.

  Gambar Proses In Vitro Fertilization

 
 
-          Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) merupakan suatu teknik reproduksi berbantu atau teknik rekayasa reproduksi dengan cara menyuntikkan satu spermatozoa langsung ke dalam sitoplasma oosit agar dapat terjadi fertilisasi.
Pada sel sperma dan sel telur yang terbukti sehat, akan sangat mudah bagi dokter untuk menyatukan keduanya dalam sebuah piring lab. Namun bila sperma tidak sehat sehingga tidak dapat berenang untuk membuahi sel telur, maka akan dilakukan ICSI.

a.      Prosedur program Bayi Tabung
Untuk pasangan suami istri yang telah memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung, diwajibkan untuk menandatangani formulir Informed Consent dan menyelesaikan administrasi sebelum dimulainya program. Sebaiknya hal ini dilakukan satu minggu sebelum perkiraan siklus menstruasi berikutnya, sehingga calon pasien diharapkan benar-benar yakin untuk melakukan program bayi tabung. Pada saat ini calon pasien diharapkan juga telah mengerti mengenai tahap-tahap apa saja yang akan dilakukan setelah mendapatkan penjelasan dari konselor sebelumnya, termasuk cara melakukan terapi suntik dan obat-obatan apa saja yang akan digunakan.
Selanjutnya para calon pasien dipersilahkan untuk menghubungi konselor Teratai pada saat hari pertama haid. Akan sangat membantu jika pasien dapat menyiapkan kalender menstruasi selama 6 bulan terakhir.
b.      Tahapan
Program bayi tabung sendiri akan dilakukan dalam 3 tahap sebagai berikut :
1.      Tahap Pre-OPU
Pada tahap ini akan dilakukan Terapi Down Regulation dan Terapi Stimulasi. Down Regulation adalah suatu fase dimana rangsangan otak terhadap ovarium dihentikan dengan penggunaan obat tertentu. Pada fase ini kita ingin menciptakan seperti keadaan menopause dengan tujuan untuk mempersiapkan indung telur menerima terapi stimulasi. Pemeriksaan di tahap pertama ini yaitu pada siklus hari ke 2-5, diawali dengan pemeriksaan hormon LH, FSH, Prolaktin dan Estradiol. Terapi ini berlangsung lebih kurang antara 2 minggu hingga 1 bulan. Alternatif lain yang dapat dilakukan juga untuk istri yang siklus menstruasinya tidak teratur dilakukan Pill Cross Over , sehingga memudahkan pemberian terapi injeksi Buserelin Acetate.
Terapi injeksi Buserellin Acetate dengan dosis 0.5 mg tiap kali suntik. Cara penyuntikan dilakukan secara sub kutan, yaitu tehnik suntik dengan menggunakan syringe pendek dan disuntikkan tegak lurus kira-kira 2 cm dibawah pusar.
Pada tahapan ini ada beberapa hal yang mungkin dirasakan oleh pasien, seperti halnya keadaan menopause, yaitu perasaah gerah/kepanasan, sakit kepala ataupun perubahan mood. Kadang-kadang juga ditemukan buah dada seperti mengalami pembengkakan. Gejala-gejala ini akan hilang dengan sendirinya pada saat pasien masuk ke tahap berikutnya. Pasien juga ada kemungkinan untuk tidak mengalami menstruasi pada tahap ini.
Kemudian dilakukan pemeriksaan kembali hormon-hormon tersebut diatas atau dilakukan pemeriksaan USG untuk memastikan apakah pasien dapat masuk ke dalam fase berikutnya yaitu terapi stimulasi.
Terapi Stimulasi dilakukan untuk merangsang pertumbuhan folikel pada indung telur sehingga jumlahnya bertambah banyak dan meningkatkan kemungkinan memperoleh sel telur matang pada saat operasi petik ovum dilakukan.
Terapi ini dapat dimulai jika sudah dilakukan pemeriksaan USG oleh dokter ahli dan dari hasilnya terlihat tidak ada folikel yang berkembang di dalam rahim pasien. Selanjutnya dokter ahli akan menentukan berapa besar dosis yang akan diberikan untuk tiap pasien berdasarkan kondisi dan usia yang dialami oleh pasien.
Sama halnya dengan penyuntikan pada terapi down regulation, injeksi stimulasi ini juga dilakukan secara sub kutan dan pada waktu yang sama setiap harinya. Injeksi ini dilakukan minimal 8 kali hingga 14 kali dengan menyuntikkan obat FSH Recombinant/Gonadotrophin dan dosisnya tergantung dengan kondisi pasien. Kontrol dengan USG dilakukan setelah suntikan stimulasi ke 6 untuk melihat pertumbuhan folikel. Kontrol berikutnya dilakukan pada hari ke 8 untuk melihat apakah sudah terdapat folikel yang matang Jika belum terdapat maka suntikan akan diteruskan hingga minimal ada 3 folikel matang dengan diameter rata-rata 18 mm dan siap untuk di petik melalui operasi petik ovum.
2.      Tahap Operasi Petik Ovum (Ovum Pick Up)
Penjadwalan untuk Operasi Petik Ovum dapat dilakukan jika sudah terdapat 3 atau lebih folikel dengan diameter 18 mm. Kadar E2 juga terus dipantau dan harus mencapai 200pg/ml/folikel matang.
Sebelum dilakukan Operasi Petik Ovum tepatnya 36 jam sebelumnya dilakukan penyuntikkan hCG dengan dosis 5000 IU atau 10,000 IU, besar dosisnya ditentukan oleh dokter ahli.
Pada saat bersamaan berlangsungnya OPU, suami juga harus melalui proses pengeluaran sperma yang dilakukan melalui proses mansturbasi di ruangan yang telah siapkan. Pada proses ini tidak diperbolehkan menggunakan pelicin (lubricant) contohnya sabun/baby oil dan lainnya karena dapat menghambat proses fertilisasi/pembuahan.
Sel telur yang sudah terseleksi akan dipertemukan dengan sel sperma yang sudah melalui proses pencucian ( washing) sehingga hanya sel sperma yang sudah terseleksi saja yang akan kita gunakan untuk menghasilkan embryo yang berkualitas baik. Selanjutnya kita dapat masuk ke tahap selanjutnya yaitu proses tandur alih embryo (embryo transfer).
3.      Tahap Post OPU
Tahap yang terakhir dalam program bayi tabung adalah Tandur Alih Embryo (Embryo Transfer) yang kemudian dilanjutkan dengan Terapi Obat Penunjang Kehamilan.
Tandur Alih Embryo adalah proses memasukan 2 atau maksimum 3 embryo yang sudah diseleksi ke dalam rahim dengan cara menyemprotkannya secara perlahan ke dalam rahim melalui leher rahim dengan menggunakan alat bantu kateter dan USG. Jumlah embryo yang di tandur alihkan akan ditentukan oleh dokter ahli kami. Sebagai acuan pada pasien berusia sama atau ≤ 30 tahun maka biasanya jumlah embrio yang ditandur alihkan adalah 2. Jika usia lebih dari 30 tahun maka jumlah embrio yang dtandur alih adalah 3. Sisa embryo yang sudah terseleksi dengan baik dapat dibekukan dan dipergunakan untuk kehamilan berikutnya berdasarkan persetujuan pasien.
Tandur Alih Embryo dilakukan pada hari ke 2 atau hari ke 3 setelah operasi petik ovum dilakukan. Proses ini merupakan proses yang sederhana sehingga tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan pasien seperti halnya operasi petik ovum, karena pada tandur alih embryo ini pasien tidak perlu melalui proses anastesi. Seperti halnya papsmear, biasanya pasien tidak mengalami nyeri yang terlalu berlebihan. Embryo yang siap untuk ditransfer akan diperlihatkan pada layar tv oleh sebelum dilakukan transfer.
4.      Tahap selanjutnya adalah Terapi Obat Penunjang
Setelah proses tandur alih embryo berhasil dilakukan, pasien diberikan terapi obat penunjang. Terapi ini bertujuan untuk mempersiapkan rahim menerima implantasi dari embryo yang sudah ditanamkan sehingga embryo dapat berkembang dengan normal.
Pada tahap ini pasien diberikan suntikan hCG pada hari OPU+4 dan OPU+7. Dosis yang biasanya diberikan 1500 IU atau 5000IU, tergantung dengan kondisi pasien.
Selain pemberian HCG, pasien juga dapat diberikan progesterone secara oral selama 15 hari atau penggunaan vagina gel yang digunakan tiap malam sebelum tidur.
Dampak Bayi Tabung
*        Pada program bayi tabung proses pembuahan terjadi secara tidak alami. Artinya, proses pembuahan dilakukan secara buatan. Metode pembuahan buatan ini tidak menutup kemungkinan menimbulkan risiko, antara lain kelainan pada ginjal, jantung, maupun organ tubuh lainnya.
*        Pendarahan saat tahap pengambilan sel telur (Ovum Pick-Up).
*        Dampak negatif bayi tabung lainnya antara lain: kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik), kemungkinan terjadinya sebesar 5%
*        ibu terserang infeksi, rhumatoid arthritis (lupus), serta alergi; mengalami risiko keguguran sebesar 20%;
*        Terjadinya Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS). OHSS merupakan komplikasi dari perkembangan sel telur sehingga dihasilkan banyak folikel. Akibatnya, terjadilah akumulasi cairan di perut. Cairan ini bisa sampai ke dalam rongga dada. Karena keberadaan cairan tersebut bisa mengganggu fungsi tubuh maka harus dikeluarkan. Hanya saja resiko terjadinya OHSS relatif kecil, hanya sekitar 1% saja.


Berlangganan artikel via email :

Delivered by Rifki's Blog

Share On:

Related Post:

Post Comment

Belum ada komentar untuk "Bayi Tabung"

Post a Comment

terima kasih telah memberi komentar

 
 
©2014 All Right Reserved - Rifki's Blog
Design by Rifki's Blog | Powered By Blogger.com